IAITFDUMAI.ac.id — Sebagai sebuah budaya yang kaya dan beragam, makanan dan minuman Melayu menawarkan banyak keunikan dan kelezatan yang patut diapresiasi. Makanan dan minuman Melayu sering kali memiliki kombinasi rasa yang lezat, bumbu yang kaya, serta presentasi yang menarik. Mulai dari gulai ikan salai, pajri nanas, khasidah, sambal belacan rawit, buah melaka, itak goyang, asam pedas ikan pindang, roti jala, mie sagu, bolu kemojo, nasi lemak, acar, hingga minuman laksamana mengamuk, air mata pengantin, teh obeng, hingga lalapan pegaga, terung pipit, dan tenggek burung mampu membuat siapapun yang mendengarnya terbayang akan kelezatan makanan dan minuman tersebut.
Di Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai, melalui Dosen Mata Kuliah Adat Istiadat Melayu Tengku Mahesa Khalid, MM diikuti mahasiswa dan mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam Semester II kelas pagi, siang, dan malam berjumlah lebih kurang 60 orang dituntut untuk mampu menghidangkan makanan dan minuman melayu, Senin (26/06/2023.)
Tampak hadir menyaksikan kegiatan ini, Dr. H.M Rizal Akbar, M.Phil selaku Ketua Yayasan Tafaqquh Fiddin Dumai dan beberapa dosen IAITF lainnya mencicipi, mengomentari, serta memberikan penilaian dan apresiasi yang setinggi tingginya pada keragaman hidangan yang disajikan oleh mahasiswa yang juga berpakaian adat melayu tersebut.
Dr. H. Muhammad Rizal Akbar, M.Phil berharap kegiatan ini dapat memperkuat identitas melayu, memfasilitasi keanekaragaman kekayaan warisan dan budaya hingga menjadi peluang ekonomi yang patut diperhitungkan. Terakhir, kegiatan ini ditutup dengan penyampaian Tengku Mahesa Khalid, MM yang berharap minimal mahasiswanya tahu dan dapat menghidangkan masakan dan minuman Melayu karena filosofis “Dimana bumi di pijak, disitu langit dijunjung” bukan hanya sekedar kalimat tetapi adalah petuah yang harus diterapkan oleh budak Melayu. ***
Penulis: Nini Nursima, Tafidu Media