IAITF Dumai Adakan Forum Antarabangsa, Bahas Khazanah Ulama Pesisir Selat Melaka “Syeikh Abdus Samad Al-Palimbani”

Iaitfdumai.ac.id – Dumai, 8 Februari 2025 – Kampus Dumai Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) Dumai sukses menggelar Forum Diskusi Antarabangsa: Khazanah Ulama Pesisir Selat Melaka, yang membahas kajian manuskrip pendidikan Melayu pesisir Selat Melaka dengan tema “Syeikh Abdus Samad Al-Palimbani”. Acara ini berlangsung secara hybrid, dengan lokasi utama di Tafidu Building, Dumai, dan diikuti pula oleh peserta dari berbagai wilayah melalui Zoom Meeting pada Sabtu pagi, 8 Februari 2025. Diskusi berjalan antusias hingga pukul 12.00 WIB.

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Assoc. Prof. Dr. H. M. Rizal Akbar, S.Si, M.Phil selaku Sekretaris Jenderal Perhimpunan Ilmuwan Pesisir Selat Melaka (PIPSM) dan Dr. H. Ahmad Rozi Akbar, MH, Rektor IAITF Dumai, yang memberikan keynote speech. Selain itu, dua narasumber utama, yaitu Dr. Ghazali Basri (Mantan Pengarah Pusat Islam Universiti Putra Malaysia) dan Dr. Norliah Mohamed (Mantan Felo Penyelidik Utama, Institut Alam dan Tamadun Melayu UKM), turut menyampaikan kajian mendalam mengenai kontribusi Syeikh Abdus Samad Al-Palimbani dalam dunia pendidikan Islam.

Acara ini dihadiri secara langsung oleh berbagai tokoh adat dari Dumai, perwakilan sekolah, akademisi, serta tamu undangan lainnya di Tafidu Building. Pada saat yang sama, peserta daring dari berbagai daerah juga turut aktif berpartisipasi melalui Zoom Meeting. Hybrid-nya format acara memungkinkan lebih banyak pihak untuk terlibat, menciptakan dialog yang produktif dan interaktif.

Assoc. Prof. Dr. H. M. Rizal Akbar, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas partisipasi yang luar biasa dari peserta. “Forum ini adalah langkah penting untuk melestarikan warisan keilmuan Islam, khususnya di kawasan pesisir Selat Melaka, yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan budaya,” ungkap beliau.

Sementara itu, Dr. Ghazali Basri dalam paparannya menegaskan pentingnya menjaga manuskrip Islam sebagai warisan intelektual yang memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi. “Syeikh Abdus Samad Al-Palimbani adalah contoh nyata bagaimana ulama pesisir memainkan peran besar dalam perkembangan pendidikan dan kebudayaan Islam,” ujar beliau.

Diskusi yang berlangsung hingga tengah hari ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting. Salah satunya adalah perlunya sinergi yang lebih erat antara lembaga-lembaga akademik di kawasan Selat Melaka untuk memperluas kajian dan pelestarian manuskrip Islam. Para peserta berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan secara berkala, baik dalam format luring maupun daring, guna memperkuat jejaring intelektual antarnegara.

Kehadiran para tokoh adat dari Dumai dan sekitarnya memberikan nuansa khas dalam acara ini. Para tokoh adat menyatakan dukungan penuh terhadap upaya IAITF Dumai dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya dan sejarah Islam di kawasan pesisir. Antusiasme ini turut disemarakkan oleh perwakilan dari berbagai institusi pendidikan, yang memberikan pandangan dan pertanyaan kritis selama diskusi.

Dengan suksesnya acara ini, IAITF Dumai kembali menegaskan perannya sebagai pusat kajian keislaman di kawasan pesisir Selat Melaka. Acara ini juga menjadi bukti nyata bagaimana teknologi hybrid dapat mendukung kolaborasi lintas negara untuk pelestarian budaya Islam.

Written by 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *