Iaitfdumai.ac.id – Kampus Dumai Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) – Dumai, 30 Maret 2024 Dalam upaya melestarikan dan mengenalkan kekayaan budaya Melayu, Tengku Mahesa Khalid, M.M, seorang pengrajin tanjak bersertifikat dari Akademi Seni Warisan Melayu di Malaysia yang berguru langsung dengan DR.DR.H.C Johan Iskandar bin Abdul Karim, telah memainkan peran yang sangat vital di Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai (IAITF Dumai) dan juga Kota Dumai, Riau. Beliau bukan hanya seorang pengajar kelas adat istiadat Melayu, tetapi juga Sekretaris I Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau Kota Dumai.
Tengku Mahesa Khalid telah menerapkan prinsip yang kuat dalam pengajaran, yaitu menumbuhkan rasa cinta pada Tanah Melayu dengan mengajarkan bahwa “Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit di Junjung.” Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi tentang budaya Melayu, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional yang mulai dilupakan.
Salah satu aspek yang ditonjolkan dalam pengajaran Tengku Mahesa Khalid adalah Setiap Pertemuan kuliah kelas Adat Istiadat Melayu mahasiswa diwajibkan menggunakan Baju Melayu. Beliau juga mengajarkan penggunaan kain samping, jenis-jenis simpul kain samping dan tata cara menggunakan Tanjak Warisan untuk laki laki. Dalam kelas adat istiadat Melayu di IAITF Dumai, mahasiswa dan mahasiswi tidak hanya mempelajari teknik dasar dalam menggunakan kain samping, tetapi juga melatih keahlian dalam membuat simpul-simpul khas seperti “Laksamana Melamar”, “Dendang Perantau”, dan “Janda Berhias”. Selain itu, aturan penggunaan kain samping untuk perempuan juga ditekankan, sehingga mahasiswi dapat memahami tata cara berpakaian yang sesuai dengan adat istiadat Melayu.
Tidak hanya itu, Tengku Mahesa Khalid juga memperkenalkan praktek pembuatan Tengkolok Perempuan, seperti Segulung, dan Tudung Lingkup. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dan mahasiswi dapat menghargai keindahan dan keunikan dari warisan budaya Melayu dalam hal pakaian dan aksesoris tradisional.
Dosen IAITF Dumai ini tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing yang antusias dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Melayu. Dengan pengalamannya yang luas dan dedikasinya yang tinggi, Tengku Mahesa Khalid telah menjadi salah satu pilar utama dalam upaya mempertahankan identitas budaya Melayu di tengah arus globalisasi yang terus berkembang bukan hanya di Kampus IAITF Dumai tetapi juga untuk Kota Dumai, dan Provinsi Riau yang dikenal sebagai The Homeland of Melayu.