IAITFDUMAI.ac.id — Tafidu TV mengelar dialog Interaktif bersama Dr. H. Akbarizan, M. Ag, M. Pd, Ketua MUI Kota Pekanbaru dengan tema bahasan Moderasi Beragama dalam Khazanah Pesisir Selat Melaka, Senin (3/10/2023) bertempat di studio Tafidu TV Kampus IAITF Dumai.
Dialog interaktif tersebut adalah bagian dari rangkaian kegiatan MoU IAITF Dumai, MUI Kota Pekanbaru dan PIPSM dihadiri oleh Presiden PIPSM, Prof Dr. Salahudin Suyurno, Sekretaris Jenderal PIPSM, Dr. H. M. Rizal Akbar, M.Phil, Ketua MUI Pekanbaru, Prof. Dr. H. Akbarizan, M. Ag, M. Pd dan rombongan, Ketua Yayasan dan Rektor IAITF Dumai, Dr. H. Ahmad Rozai Akbar, M.H, serta tim editorial dari Jurnal Az Zawajir dan Jurnal PIPSM.
Tapi dalam sesi dialog interaktif di Studio Tafidu TV menampilkan .Ketua MUI Kota Pekanbaru Prof Dr. H. Akbarizan, M. Ag, M. Pd bersama Rektor IAITF Dumai, Dr H Ahmad Rozai Akbar MH dengan host Dawami S.Sos, M.I.Kom berlangsung hampir 30 menit tampil di Tafidu TV.
”Tidak ada yang bisa membantah bahwa orang Melayu adalah orang yang paling dulu menerapkan moderasi dalam beragama dan moderat dalam sosial kemasyarakatannya. Ini pula yang menjadi penyumbang utama orang Melayu kepada bangsa Indonesia,” ungkapnya dalam isi dialog tersebut.
Oleh sebab itu, kata Guru Besar UIN SUSKA Riau ini mengatakan sangat beruntunglah kita menjadi orang Melayu karena sudah secara turun temurun mewariskan sikap keterbukaan tersebut. ”Tapi asalkan orang yang datang juga tahu diri dengan rasa saling menghormati dan menghargai. Dan moderasi beragama juga adalah menjadi tanggungjawab bagi seluruh umat beragama tidak hanya bagi umat Islam. Barulah Indonesia akan selalu damai,” unggkapnya.
Rektor IAITF Dumai, Dr H Ahmad Rozai Akbar MH juga menambahkan kalau Rasullah sudah mempraktekkan dalam negara bernama Madiah. Sehingga semua umat beragama nyaman, damai, tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial budayanya.
”Bangsa Melayu yang tinggal di pesisir Selat Melaka sudah mengajarkan bagaimana untuk saling menjalankan yangg hari ini bernama moderasi beragama, dimana saling menghargai dan saling menghormati sehingga akan tercipta kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang damai,” ungkapnya. ***