Dalam dialog Tarhib Ramadhan yang dipandu oleh host Dawami di TV Tafidu, perbincangan mengarah pada tarhib Ramadhan dari berbagai perspektif mulai dari aspek hukum Islam sampailah kepada antropologi.
Pengalaman kecil menyambut Ramadhan diceritakan oleh Farid Firdaus, Dia bertutur dengan ekspresi yang sangat bersemangat dengan mengenang masa itu yang membahagiakan. Mencari berbagai jenis bungga, jeruk dan berbagai jenis dedaunan lainnya untuk persiapan mandi petang megang (Malam pertama Ramadhan). Sampailah pada kenangan melaksankan ibadah puasa yang membahagiakan.
Dr. H. Ahmad Rozai Akbar, membentangkan berbagai persoalan yang memberikan tumpuan hukum Islam pada setiap aktifitas penyambutan Ramadhan yang telah menjadi tradisi pada masyarakat khususnya masyarakat Melayu Riau. Dia menegaskan bahwa ekspresi kegembiraan itu boleh saja dalam bentuk kepelbagaian, selagi hal tersebut tidak melanggar ketentuan syariah maka aktifitas itu pasti baik untukbdikekalkan.
Sementara Dr. H. M. Rizal Akbar melihat aktifitas tarhib itu dari pendekatan antropologi. Menurutnya ada konsep power of culture, sehingga budaya memberikan kesan yang kuat dan terpatri dalam hati setiap orang. Ketika akan hadirnya Ramadhan ingatan masa kecil akan terulang. Ingat akan kasih sayang kedua orang tua, dan suara serta karib kaerabat yang telah tiada. Maka dilaksakanlah ziarah kubur, kenduri selamatan Ramdhan dan doa arwah. Serta banyak pula aktifitas budaya lainnya yang diilhami dari aktifitas Ramadhan tersebut.
Ditulis oleh : Indah Zalina