Kenapa Harus Kuliah di Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai?

Assalammualaikum, hai! Saya Nini Nursima, penulis Tafidu Media

Kenapa Harus Kuliah di Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai? Pertama, jawaban ini bersifat personal bukan diplomatis, tentu saja jawaban saya adalah apa yang telah melekat pada diri saya, baik itu ilmu, pengalaman, karakter dan juga lingkungan.

Kedua, pertanyaan ini salah, kamu tidak harus berkuliah di Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai, kamu boleh berkuliah dimanapun yang kamu mau, dan dimanapun yang dipilihkan Allah untuk mu.

Sebelum saya menjawab inti dari pertanyaan tersebut, mungkin ada baiknya saya memaparkan kenapa saya memilih kuliah. Apakah kuliah itu harus? Pertanyaan ini sangat individual ya hehehe kamu boleh berpikir tidak, tetapi karena ini tulisan saya, maka saya akan menjawab iya saya harus kuliah, bukan iya kuliah itu harus. Saya harus kuliah karena saya anak pertama dari empat bersaudara, cucu pertama dari dua puluh tiga sepupu yang saya miliki saat ini dan ini pun hanya dari belah keluarga mamak belum dengan belah keluarga ayah. Saya merasa pilihan hidup saya sedikit banyaknya akan menjadi pertimbangan dan juga perbandingan dalam keluarga besar saya. Kita sama-sama tau, kita masih bersama dengan masyarakat yang masih memenangkan stigma sosial yang beredar di Indonesia dalam cara berpikirnya. Setidaknya, kecil atau besar saya berharap pilihan saya menjadi contoh untuk mereka yang ada disekeliling saya.

Apakah saya tumbuh dalam lingkungan sarjana? Oh tidak, saya tinggal di kelurahan Bagan Keladi, kec. Dumai Barat, Kota Dumai, Riau. Sangat-sangat bisa dihitung berapa jumlah sarjana di kelurahan ini dan saya juga yakin banyak tetua yang tidak mampu menyelesaikan sekolahnya bahkan di jenjang SMP.

Apakah saya dari keluarga kaya? Semoga nantinya, aamiin hehehe. Jika teman-teman searching dan melihat berapa rata-rata biaya yang harus dikeluarkan untuk menempuh S1, maka jika orang tua saya memiki sejumlah uang tersebut sekitar 4 tahun yang lalu sebelum saya lulus S1 saat ini, maka bisa dipastikan saya akan dikenal sebagai anak orang kaya di Bagan Keladi, mungkin terkaya hehe. Tidak teman-teman, saya bukan berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas, bahkan saya tidak berani mendaftar kuliah di jalur SNMPTN karena ekonomi keluarga saya. Saya merasa saya harus kuliah bukan hanya karena takut dijadikan standar, saya merasa kenapa saya harus kuliah bukan hanya karena alasan untuk memperbaiki kemampuan pendapatan keluarga, apa lagi jika hanya untuk menaikkan derajat keluarga.

Apakah karena ilmu, pengalaman, dan relasi? Iya benar, apakah karena pendidikan telah menjadi requirement basic perekrutan dan karir di Indonesia dan juga dunia? Iya, ini juga benar. Apakah karena kuliah terbukti menjadi sarana untuk berpikir kritis, mencari jati diri, punya kesempatan untuk berubah lebih baik, melihat sudut pandang orang lain, dan segudang efek positif lainnya? Iya benar, saya kuliah karena itu meskipun pengaruh tersebut tidak hanya bisa didapatkan dengan berkuliah tapi saya percaya kuliah adalah variabel yang memberikan kesempatan besar untuk mendapatkan itu semua.

Sebenarnya, alasan utama saya, kenapa saya harus kuliah adalah karena saya mengaku dan ingin menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran agama saya, yakni Islam. Islam mengharuskan saya untuk terus belajar sampai saya di panggil untuk pulang. Lagi-lagi memang bukan hanya kuliah tempat untuk belajar, tetapi saya tekankan sekali lagi menurut saya, kuliah memberikan banyak kesempatan untuk belajar dibandingkan dengan variabel lain. Alhasil yang saya dapatkan di dunia nyata saat ini adalah saya melihat banyak pilihan pintu di hadapan saya. Saya tidak lagi, seorang Nini Nursima yang hanya melihat satu atau dua pintu seperti saat 4 tahun yang lalu. Kini saya pribadi  yang memiliki banyaknya pilihan pintu dan berhak untuk memilih pintu terbaik untuk kehidupan saya. Inilah jawaban saya kenapa kamu harus kuliah, alasan kenapa kamu harus kuliah walaupun kamu punya segudang alasan untuk tidak kuliah. Menurut saya, niat itu penting karena itu kamu harus kuliah dengan niat yang benar. Kemudian, punya banyak pilihan dalam hidup bukankah artinya kamu adalah manusia yang merdeka?

Dan kenapa saya memilih  Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai?

  1. Saya manusia realistis, kalau saya bisa mendapatkan dunia dan akhirat. Kenapa saya hanya harus memilih dunia? Fakultas dan jurusan disini mengajarkan keduanya, kamu tidak hanya mendapatkan pelajaran konvensional tetapi juga yang sesuai syariat Islam
  2. Lagi-lagi saya manusia realistis, hehe. Karena saya ingin mendapat peluang yang besar dalam dunia kerja, tentu saya memilih institusi pendidikan dengan predikat terbaik yang ada di daerah saya. Dan ya, Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai punya itu.
  3. Kalau saya bisa berkuliah di institusi pendidikan yang memiliki visi dan misi kedepan, terutama untuk go internasional. Kenapa tidak? Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai saat ini sedang berproses menuju kampus bertaraf internasional di kota Dumai, sungguh ini membanggakan buat saya,  dan sekedar informasi, karena ini saya pernah menjadi bagian dalam forum  delegasi pelajar nusantara di Malaysia tahun 2023 tepatnya di UiTM Cawangan Melaka kampus Bandaraya dan Alor Gajah.

Sebenarnya masih banyak lagi alasan lainnya, hanya saja karena ini sudah kepanjangan, mungkin disambung lain kali ya. Terimakasih sudah membaca, kamu hebat! telah menjadi seorang pembaca di negeri krisis baca. ***

Disclaimer: Kuliah disini bukan kuliah yang dimaksud oleh KBBI ya, tapi kuliah yang ada di benak publik pada umumnya.

Foto hanya untuk mempercantik tulisan.

Written by 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *