IAITF Dumai Lepas Mahasiswa KKN dan PPL 2025, Usung Semangat Khazanah Islam Pesisir Selat Melaka

Iaitfdumai.ac.id – DUMAI — Aula Kampus Dumai Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) pada Senin, 21 Juli 2025, menjadi saksi pelepasan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Lokal dan Internasional Angkatan XX serta Program Pengalaman Lapangan (PPL) Angkatan XXI Tahun 2025. Suasana kegiatan berlangsung khidmat, hangat, dan penuh semangat, dihadiri oleh para dosen, pimpinan, dan mahasiswa peserta program yang akan menjalankan pengabdian di berbagai titik strategis, baik di dalam maupun luar negeri.

Acara dibuka oleh MC Sharmila yang memandu rangkaian kegiatan dengan tertib. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan melantunkan sholawat Thibbil Qulub, doa dipimpin oleh salah seorang mahasiswa, mengiringi harapan agar seluruh peserta menjalani tugasnya dengan lancar dan penuh makna.

Ketua LP2M IAITF Dumai, Muhammad Farid Firdaus, M.H, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tahun ini terdapat 76 mahasiswa PPL yang terbagi menjadi 45 dari Prodi Tarbiyah, 5 Ekonomi Syariah, 10 Ahwal Syakhsiyyah, dan 16 Muamalah. Sementara itu, 40 mahasiswa KKN Lokal akan menjalankan pengabdian di desa-desa wilayah Pulau Bengkalis, seperti Prapat Tunggal, Meskom, Simpang Ayam, dan Teluk Latak, dan 61 mahasiswa KKN Internasional akan berangkat ke Melaka, Malaysia, dengan mengangkat tema besar “Khazanah Islam Pesisir Selat Melaka.”

Farid juga menekankan bahwa mahasiswa KKN Lokal akan mendalami khazanah sejarah dan budaya lokal, termasuk menggali cerita dan nilai yang terkandung dalam tokoh-tokoh lokal seperti Tanjung Jati dan Batin, yang akan dituangkan dalam bentuk buku dokumentasi ilmiah.

Sementara itu, Rektor IAITF Dumai, Assoc. Prof. Dr. H. M. Rizal Akbar, S.Si, M.Phil, dalam sambutannya sekaligus secara resmi melepas peserta KKN dan PPL 2025. Ia mengingatkan bahwa mahasiswa PPL harus mampu menangkap informasi secara utuh dari lapangan, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, sebagai bekal menghadapi dunia kerja. Ia juga menekankan pentingnya kemampuan adaptasi, serta peran mahasiswa dalam mengekspresikan nilai-nilai Islam dalam konteks sosial yang beragam.

Beliau juga membahas pentingnya memahami dan menghidupkan kembali jejak peradaban Islam di kawasan pesisir, khususnya Nusantara, yang selama ini luput dari perhatian. Dalam sambutannya, beliau menyebut Pulau Besar di Melaka sebagai situs penting yang menyimpan warisan intelektual dan spiritual Islam. “Distingsi IAITF Dumai dalam mengangkat tema pesisir bukan sekadar simbolik, tapi berbasis pada sejarah yang otentik. Mahasiswa kita harus jadi agen yang merekam sekaligus meneruskan peradaban ini,” tegas beliau.

Rektor Rizal juga menyemangati mahasiswa yang akan melakukan pengabdian kepada masyarakat, baik di Melaka maupun di Pulau Bengkalis. Ia juga menyampaikan bahwa di Bengkalis, mahasiswa akan mengalami cita rasa kehidupan masyarakat pedesaan yang kaya akan nilai lokal dan tradisi yang masih kuat.

Rangkaian acara ditutup dengan foto bersama, pelepasan balon ke udara sebagai simbol semangat dan harapan, dan diakhiri dengan sarapan bersama di kantin kampus, mempererat silaturahmi dan kebersamaan antar civitas akademika dan mahasiswa yang akan mengemban amanah pengabdian.

Written by