IAITF Milestone

Oleh : Dr. H. M. Rizal Akbar, M. Phil

Milestone IAITF Dumai dirancang melalui sebuah proses yang terintegrasi dengan sejarah awal pendirian Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai yakni pada awal tahun 1999. Pada masa itu, Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai masih bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai. Berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai pada tahun 1999 diilhami dengan upaya yayasan dalam menyikapi situasi yang menarik bagi para founder yayasan untuk mencoba terlibat dalam upaya melakukan transformasi, terutama pada aspek keagamaan. Adapun wacana atau visi yang dikembangkan pada tahun 1999 adalah menciptakan ulama yang intelek dan intelektual yang ulama. 

Sebagai semangatnya STAI Tafaqquh Fiddin Dumai, mendeklarasikan untuk menciptakan ulama yang mampu menghadapi persoalan keagamaan di tengah masyarakat yang plural dan transisi. Inilah yang menjadi tema pada tahun 1999, era ini memang lebih menekankan pada kondisi lokal  Kota Dumai yang pada waktu itu berada pada masa transisi dari era orde baru menuju era reformasi. Pada saat itu juga,Kota Dumai baru terbentuk menjadi Kota Madya yang pada awalnya di bawah Kabupaten Bengkalis. Sehingga terjadi proses transformasi yang besar dari sisi kota yang sejak awal adalah kota industri. 

Ramainya industri di Kota Dumai juga mewarnai perubahan-perubahan yang mendasar terutama dalam keberagamaan. Sehingga pada waktu itu para mubaligh yang membekalkan agama di Kota Dumai adalah mereka yang masih memiliki paradigma-paradigma pedesaan karena berasal dari pesantren yang umumnya berada di daerah pedesaan. Sehingga yang dihadapinya adalah isu isu kontemporer pada masyarakat transisi tersebut, hal ini tentu menyebabkan terjadinya gap diantara kebutuhan agama dengan bekalan agama yang didapat oleh masyarakat. Hadirnya STAI Tafaqquh Fiddin Dumai pada waktu itu adalah mencoba menengahi gap diantara kebutuhan beragama dengan bekalan agama yang ada di Kota Dumai, sehingga membuat garis besar atau visi menciptakan ulama yang intelek dan intelektual yang ulama. Jadi, dari awal kehadiran STAI Tafaqquh Fiddin Dumai sudah mencoba melakukan integrasi pemahaman keagamaan yang bersesuaian dengan kebutuhan masyarakat terutama pada masyarakat Kota Dumai.

Pada tahun 2003 akhirnya Sekolah Tinggi Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai mengantongi penyelenggaraan dengan 3 program studi yaitu Pendidikan Agama Islam, Akhwal Akhsasiyah (Hukum Keluarga Islam) dan Hukum Ekonomi Islam. Kemudian, pada tahun 2014 STAI Tafaqquh Fiddin Dumai naik status menjadi Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai. Pada tahun 2014 itu naiknya status STAI Tafaqquh Fiddin Dumai seiring dengan distingsi yang dimunculkan oleh Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai yakni untuk menjadi yang terunggul di pesisir Selat Melaka. Hal ini masih memiliki hubung kait atau keterhubungan dengan visi awal pendirian pada tahun 1999. 15 tahun sebelumnya Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai ingin mengintegrasikan, melakukan upaya-upaya untuk mengkolaborasikan antara nilai-nilai keberagamaan dengan kebutuhan keberagamaan yang ada terutama dikawasan kawasan perkotaan, kawasan-kawasan yang albren dan sebagainya. Inilah gagasan tentang visi terunggul di pesisir Selat Melaka dari berbagai dimensi keilmuan yang pada waktu itu yang sudah meningkat menjadi 5 program studi yang pada awalnya hanya 3 program studi ditambah dengan Manajemen Pendidikan Agama Islam dan Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah. 

Peningkatan-peningkatan ini terjadi juga selaras dengan peningkatan baik sumber daya manusia, dosen, tendik, peningkatan pada aspek sarana dan prasarana begitu juga dengan jaringan serta peningkatan pada aspek tata kelola perguruan tinggi. Selaras dengan itu, Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai selanjutnya berjalan terus dengan visi terunggul di pesisir Selat Melaka. Melakukan upaya-upaya visi misi yang terunggul di Pesisir Selat Melaka dengan mempersiapkan SDM, segala sesuatu yang bersifat sarana dan prasarana dan yang terpenting adalah menyediakan atau mendeklarasikan Perhimpunan Ilmuan Pesisir Selat Melaka pada tahun 2019. Dimana Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai menjadi tuan rumah dan menjadi sekretariat dan sampai hari ini menjadi penghubung dengan beberapa perguruan tinggi dengan aktivitas yang bersifat ilmiah, conference, seminar, penulisan bersama, jurnal, penerbitan dan sebagainya bersama dengan para ilmuan serantau pesisir Selat Melaka. 

Akhirnya pada tahun 2023 IAITF Dumai kembali lagi mendeklarasikan sebuah pancangan visi, semangat baru sebagai sebuah institut yaitu IAITF Dumai Go Internasional di tahun 2045, sebagai upaya untuk merealisasikan visi menjadi yang terunggul di pesisir Selat Melaka dengan upaya yang lain menjadikan kampus Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai sebagai kampus presisi. Kampus presisi yang dimaksudkan disini adalah persis dalam menyelenggarakan 9 kriteria standar pengelolaan perguruan tinggi, persis dalam menjalankan visi, misi, tujuan dan strategi, persis dalam menyelenggarakan tata pamong dan kerja sama, persis dalam penyelenggaraan perekrutan dan pemberdayaan mahasiswa, persis dalam mengelola sumber daya manusia, persis dalam mengelola sarana dan prasarana, persis dalam menjalankan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sehingga persis pula melahirkan lulusan dan capaian tri dharma perguruan tinggi. Ini yang dimaksudkan dengan IAITF Dumai menjadi kampus presisi. 

Sementara itu, sebagai visi IAITF Dumai Go Internasional didukung oleh kampus merdeka, kebijakan Menteri pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan. Kemudian, gagasan IAITF Dumai Go Internasional terkait juga dengan revolusi industri 4.0 dan era disrupsi dimana terjadinya perubahan massif yang mengubah sistem dan tatanan bisnis yang lebih baru. Ini juga mendukung visi terdepan di pesisir selat melaka dimana posisi kota Dumai yang menjadi tempat berdirinya kampus Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai ini berada di pinggiran selat Melaka, selat dengan perdagangan tersibuk di dunia. 

Yang terakhir adalah memaksimalkan potensi lokal berdaya saing global. dalam konteks ini Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai menyadari betul bahwa banyak potensi potensi lokal, local wisdom, budaya melayu, dan moderasi beragama merupakan potensi-potensi keunggulan yang dimiliki, sebagai potensi khas kebudayaan dan peradaban terutama yang berada di pesisir Selat Melaka sehingga dapat di eksplore menjadi komunitas-komunitas global. Inilah yang menjadi objek sekaligus subjek bagi kampus Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai. Dengan potensi-potensi ini, kampus diharapkan hadir sebagai satu agent dalam memperkenalkan local wisdom ini menjadi kekhasan yang diterima oleh seluruh masyarakat dunia.