Iaitfdumai.ac.id – DUMAI, 15 September 2025 – Aula Lantai II Kampus Dumai Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) pagi ini dipenuhi semangat intelektual dan nuansa sejarah dalam agenda Kuliah Umum Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026. Mengangkat tema “Merekonstruksi Ekonomi Maritim Melayu: Sejarah Kejayaan Niaga Pesisir Selat Melaka (1450–1680)”, kegiatan ini menghadirkan langsung Rektor IAITF Dumai, Assoc. Prof. Dr. H. Kanjeng Raden Haryo Dwijobarotodipuro M. Rizal Akbar, S.Si., M.Phil., sebagai narasumber utama.




Kegiatan ini dibuka secara khidmat dengan pembacaan pantun pembuka yang menggugah, diikuti oleh menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Thibbil Qulub yang menambah suasana kebangsaan dan spiritual. Turut hadir dalam kuliah umum ini jajaran pimpinan kampus, seperti Wakil Rektor Dr. Windayani, M.Pd., Ketua LPM Dr. (Cand) Dawami, M.I.Kom., Ketua LP2M Muhammad Farid Firdaus, M.H., Indah Zalina M.E, direktur P2T, para Dekan, Kaprodi, dosen, tendik, serta mahasiswa IAITF Dumai dari berbagai fakultas.




Dalam kuliah umumnya, Rektor IAITF Dumai mengajak seluruh sivitas akademika untuk kembali membuka lembaran-lembaran penting dalam sejarah kejayaan niaga Melayu di wilayah pesisir Selat Melaka. Beliau menyampaikan bahwa sejarah ekonomi maritim Melayu tidak hanya bersifat mitologis, tetapi dapat ditelusuri secara ilmiah melalui kronik, manuskrip, artefak, dan rekam jejak diplomasi perdagangan yang tersebar dari Pattani hingga Kesultanan Johor dan Melaka.

“Melayu bukan hanya korban sejarah, tapi subjek penting dalam peta niaga internasional abad ke-15 hingga ke-17. Kita harus memiliki keberanian intelektual untuk merekonstruksi sejarah kita sendiri, dan menjadikannya sebagai pondasi arah pembangunan ke depan,” ujar beliau.

Rektor juga menekankan bahwa perjuangan para ulama dan niagawan pesisir dalam menyebarkan Islam serta membangun jejaring ekonomi maritim tidak bisa dilepaskan dari konteks dakwah dan spiritualitas. “Fatani, Gunung Cerai, dan Sungai Fathani bukan hanya nama tempat, tapi titik-titik sejarah yang menyimpan semangat dakwah abad ke-13. Kita hari ini tinggal melanjutkan perjuangan mereka dengan ilmu dan keseriusan,” tambahnya.

Kuliah umum ditutup dengan pembacaan doa oleh Dr. Wiwid Hadi Sumitro, M.Pd., yang memohon agar semester ganjil ini dilimpahi keberkahan dan ilmu yang bermanfaat. Seluruh peserta kemudian mengikuti sesi foto bersama yang dipimpin oleh Shazrima, sebagai bentuk dokumentasi akademik dan kenangan kolektif.

Sebelum menutup acara, Rektor IAITF Dumai, Assoc. Prof. Dr. H. M. Rizal Akbar, S.Si, M.Phil., menyampaikan pesan reflektif yang menggugah kesadaran akademik seluruh civitas, “Dunia akademik kita tidak bisa hanya berpijak pada pengetahuan rasional. Kita harus memiliki pengetahuan yang universal, dari membaca buku, memahami di mana bumi kita berpijak, sampai mengetahui seluk-beluk pengetahuan dari masa lalu hingga masa depan. Namun itu semua tidak cukup. Al-Qur’an mengingatkan
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ
orang-orang yang beriman kepada yang gaib (QS. Al-Baqarah: 3). Ulama-ulama kita terdahulu membangun kekokohan dakwah di Nusantara bukan hanya dengan nalar, tapi juga dengan spiritualitas. Maka kuatkan spiritualitas itu, jangan hanya mencari ilmu demi gelar, tapi jadikan ilmu ini cahaya yang menuntun kita ke masa depan.”
Kuliah umum ini menjadi tonggak awal yang menginspirasi, tidak hanya bagi mahasiswa baru tetapi juga bagi seluruh keluarga besar IAITF Dumai, untuk membangun masa depan dengan fondasi nilai-nilai keilmuan, spiritualitas, dan sejarah yang kokoh.